Jika seorang wanita berpuasa ramadhan.
Adalah perkara yang kedua dari empat
perkara yang seyogyanya dijaga oleh setiap muslimah sebagaimana
disebutkan dalam hadits Abdurrahman bin ‘Auf –radhiallahu’anhu- ia berkata : Bahwa Rasulullah shallalahu’alaihi Wa sallam bersabda : Jika seorang wanita menjaga sholat lima waktu, puasa di bulan Ramadhan, menjaga kemaluannya dan mentaati suaminya maka dikatakan kepada wanita tersebut : “Masuklah ke surga dari pintu mana saja sesuai yang engkau kehendaki”.
Dari sejumlah perkara yang wajib atas
para wanita adalah puasa di bulan Ramadhan. Berkaitan dengan kewajiban
tersebut, seorang yang menunaikan kewajiban puasa ramadhan sungguh akan
meraih pahala dan keutamaan yang besar. Sebagaimana disebutkan dalam
hadits dari sahabat Abu Hurairah – radhiallahu’anhu- ia berkata : bahwa
nabi Shallallahu’alaihi wa sallam bersabda :
“ Barangsiapa berpuasa ramadhan dengan iman dan berharap pahala dari sisi Allah, maka diampuni dosa-dosanya yang lalu”
Ibadah puasa adalah termasuk ibadah
utama, seseorang menahan makan dan minum serta menjauhi hal-hal yang
membatalkan puasa dan yang merusakkan pahalanya. Semua itu dilakukan
dengan niat dalam rangka mencari wajah Allah Ta’aala semata.
Asy-Syaikh Abdullah bin Abdurrahman Alu
Bassam –rahimahullah- bertutur : Puasa adalah termasuk ibadah yang
utama, karena pada amalan puasa itu terkumpul tiga jenis kesabaran :
- Kesabaran di atas ketaatan kepada Allah Ta’aala.
- Kesabaran (dengan menahan diri) dari berbuat kemaksiatan kepada Allah Ta’aala.
- Kesabaran terhadap ketentuan taqdir Allah Ta’aala.
Puasa adalah perisai, puasa ramadhan adalah kafarah
(penghapus) atas dosa-dosa kecil selama setahun selama seseorang yang
menunaikannya menjauhi dosa-dosa besar, dan dengan puasa akan
dilipatgandakan pahalanya. Dan terkhusus bagi seorang yang menunaikan
puasa akan masuk surga dari pintu khusus yang dinamakan oleh Allah yaitu
Ar-Rayyan .
Dari Sahl bin Sa’ad –radhiallahu’anhu- ia berkata : Rasulullah shallallahu’alaihi Wa sallam bersabda : “Sesungguhnya
di jannah ada satu pintu yang dinamakan Ar-Rayyan, akan masuk dari
pintu tersebut nanti pada hari kiamat orang-orang yang dulunya
berpuasa,dan tidaklah masuk dari pintu tersebut selain mereka. Dikatakan
: “Mana orang-orang yang dulunya berpuasa? Sehingga mereka masuk dari
pintu tersebut, dan jika mereka telah masuk semua, maka ditutuplah pintu
tersebut dan tidak ada seorangpun yang masuk selain mereka”.
Jika seorang muslimah telah menunaikan puasa ramadhan dan menegakkan ahkam (hukum-hukum)
yang berkaitan dengan puasa ramadhan, maka hendaklah ia tidak
melalaikan dari mengerjakan puasa nafilah, sampai ia mendapatkan
kecintaan Allah Ta’aala. Seperti puasa 6 hari di bulan sawal, puasa ‘asyuraa
(tanggal 9 dan 10 muharram ), puasa hari senin dan kamis, puasa 3 hari
setiap bulan dan memperbanyak puasa di bulan sya’ban dan puasa sunnah
yang selainnya yang dituntunkan oleh syari’ah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar