Agama :
Cinta. Kata yang dianggap suci ini semakin laris digunakan. Tema
cinta seakan sebuah topik sakti untuk menyedot perhatian publik dan
menarik simpati. Sayang tak jarang, kata yang dianggap suci ini
digunakan untuk hal-hal yang tidak diridhai Allah ‘Azza wa Jalla.
Tema cinta memang selalu menarik perhatian. Sebuah kata yang kini
lebih dominan bermakna rasa yang terjalin antara dua lawan jenis ini
memiliki pengaruh yang dalam pada seseorang. Karena cinta, seseorang
yang dahulunya penakut bisa berubah menjadi pemberani. Karena cinta,
seseorang rela memberikan segala yang dia miliki.
Dengan kata cinta pula, banyak dari kita merasa iba dan simpati
kepada orang yang memilikinya. Sehingga banyak dari kita tidak tega
untuk memisahkan antara dua orang yang saling mencinta. Disayangkan,
begitu banyak media –baik cetak maupun elektronik- memberikan pemahaman
yang keliru mengenai cinta dan konsekuensinya. Tulisan-tulisan yang
dibuat pun ikut andil dalam mencitrakan cinta melenceng dari seharusnya.
Sehingga, tak jarang cinta yang dimaksud oleh orang-orang adalah cinta
yang mengandung kemaksiatan.
CINTA DAN PACARAN
Pacaran adalah perbuatan yang sudah lazim dilakukan pemuda sekarang.
Padahal, menurut agama, pacaran adalah sesuatu yang tidak diperbolehkan.
Dalam sebuah ayat-Nya Allah berfirman:
“Dan janganlah kalian dekati zina. Sesungguhnya itu adalah perbuatan yang keji dan jalan yang jelek.” [Q.S. Al-Isra’: 32]
Jika ada yang mengatakan, “Kan saya tidak berzina. Saya menjaga jarak
dengan pacar saya agar tidak terjatuh ke dalam zina.” Jawabannya,
hendaknya kita perhatikan bahwa Allah bukan hanya melarang untuk
berzina. Dalam ayat ini Allah secara tegas melarang untuk mendekati
zina. Mendekati zina mencakup bergandengan tangan, berduaan, bahkan bisa
jadi hanya ber-SMS ria dengan lawan jenis sebagai pintu mendekati zina.
Maka semua jalan-jalan yang bisa menyampaikan kepada zina ini ditutup
oleh syariat agar pemeluknya tidak terjatuh ke dalamnya.
Baca pembahasan selanjutnya juga mengenai:
CINTA DAN SEKS BEBAS
CINTA DAN BUNUH DIRI
CINTA DAN NIKAH SESAMA JENIS
Meraih Surga dengan Cinta” hal 86-90
Kesimpulan Penyalin:
Cinta seperti ini kebanyakannya adalah cinta yang didasari
kemaksiatan kepada Allah ‘Azza wa Jalla. Yakni, cinta antara dua orang
non mahram yang belum diikat dengan tali pernikahan. Dengan alasan cinta
sejati memerlukan pengorbanan banyak pria dan wanita tidak segan, tidak
malu, tidak merasa berdosa bahkan enggan bertaubat ketika melakukan
hal-hal yang diinginkan hawa nafsunya maupun pasangannya yang
bertentangan dengan ajaran Islam. Karena takut kehilangan pasangannya
mereka pun melanggar batasan-batasan yang telah ditetapkan Ar-Rahman,
seakan-akan wanita atau pria yang dia cintai adalah satu-satunya makhluk
di muka bumi ini. Hal ini, jika kita perhatikan dengan rasio yang
sehat, tentu kita akan menilainya sebagai perbuatan yang konyol dan
sia-sia. Banyak hal di dunia ini yang harus kita capai selain cinta
kepada lawan jenis.
Smoga Allah Subhanahu wa Ta’ala memberikan hidayah kepada kita semua
untuk melakukan taubatan nashuuhaa dan mengampuni segala dosa dan
kesalahan kita.
Aamiin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar